Diary
atau buku harian adalah sesuatu yang pernah kuakrabi pada jaman SMP SMU
dulu. Segala hal tentang peristiwa hidupku kutuliskan dengan sangat
detail dalam buku harian tersebut. Bisa dibilang, buku harian telah
menjadi saksi akan adanya kesedihan, kebahagian, peristiwa baik,
peristiwa buruk, hal-hal yang kadang memalukan, dan berbagai macam
perasaan yang terendap di jiwa dan hati ini.
Aku
sebenarnya tidak mengerti mengapa kebiasaan menulis di buku
harian ini bisa terbentuk pada diriku. Padahal, menulis di buku harian
biasanya jamak dilakukan oleh kaum wanita yang katanya cenderung
mengandalkan perasaan dalam bertindak. Apa mungkin karena aku adalah
pribadi yang agak tertutup sehingga segala sesuatu lebih nyaman aku
curahkan lewat tulisan ketimbang harus mengungkapkannya kepada orang
lain? Entahlah. Bisa jadi benar dan menjadi jawaban serta alasan yang
cukup kuat dari pertanyaanku itu.
Karena
buku harian ini sifatnya pribadi, yang tidak hanya berisi catatan putih
tetapi juga tentang hitam kelam kehidupan, maka aku menyimpannya dengan
amat rahasia. Tidak kubiarkan orang lain menemukannya apalagi sampai
menjamahnya (karena bisa bahaya kalau buku harian tersebut terbaca
orang, perasaan malulah yang bakal kutanggung). Sempat juga mengikuti
saran dari sebuah artikel di majalah untuk menuliskan hal-hal baik saja
di buku harian tersebut. Tapi lagi-lagi itupun tidak berhasil. Aku
kembali pada kebiasaan pola lamaku.
Sampai
akhirnya kuputuskan (dengan berat hati) untuk mengakhiri saja
perjalanan buku harian ini. Dan kupikir, ini lebih baik daripada
nantinya bisa menjadi bumerang dikemudian hari. Dengan tekad yang bulat,
kurobek-robek buku harian tersebut lalu kubuang kedalam tong sampah.
Selesai dan akupun lega.
Lama
aku vakum dari kegiatan tulis-menulis. Ada semacam kerinduan, tapi
bingung mau menyalurkannya dimana. Sampai akhirnya aku menemukan media
yang tepat, yaitu blog. Dengan berbekal pengetahuan yang minim, aku
mempelajarinya. Perlahan aku mulai memahami seni dari kegiatan menulis
di blog ini. Dan yang pasti, tulisanku di blog ini tidak akan berisi
sesuatu yang mengumbar keekstremen hidup seperti yang pernah aku tulis
dalam buku harian.
Sekarang
aku harus bertanggung jawab dengan tulisan yang aku buat. Karena ketika
aku memutuskan untuk menulis sesuatu dan mempublishnya di blog berarti
aku telah tahu konsekuensinya, yaitu bahwa semua orang (yang terhubung
dengan koneksi internet) memiliki akses untuk membaca tulisan tersebut.
Dan hak semua orang pula untuk berkomentar, baik itu kritik, saran,
pujian atau makian sekalipun.
Okelah.
Sebagai perpisahan, aku ucapkan selamat tinggal pada buku harian.
Terima kasih karena telah menjadi bagian dari kehidupanku.
di kutip dari http://ifanjayadi1980.wordpress.com/2010/07/28/selamat-tinggal-buku%C2%A0harian/
No comments:
Post a Comment