Monday, January 21, 2013

Diary atau buku harian adalah sesuatu yang pernah kuakrabi pada jaman SMP SMU dulu. Segala hal tentang peristiwa hidupku kutuliskan dengan sangat detail dalam buku harian tersebut. Bisa dibilang, buku harian telah menjadi saksi akan adanya kesedihan, kebahagian, peristiwa baik, peristiwa buruk, hal-hal yang kadang memalukan, dan berbagai macam perasaan yang terendap di jiwa dan hati ini.
Aku sebenarnya tidak mengerti mengapa kebiasaan menulis di buku harian ini bisa terbentuk pada diriku. Padahal, menulis di buku harian biasanya jamak dilakukan oleh kaum wanita yang katanya cenderung mengandalkan perasaan dalam bertindak. Apa mungkin karena aku adalah pribadi yang agak tertutup sehingga segala sesuatu lebih nyaman aku curahkan lewat tulisan ketimbang harus mengungkapkannya kepada orang lain? Entahlah. Bisa jadi benar dan menjadi jawaban serta alasan yang cukup kuat dari pertanyaanku itu.
Karena buku harian ini sifatnya pribadi, yang tidak hanya berisi catatan putih tetapi juga tentang hitam kelam kehidupan, maka aku menyimpannya dengan amat rahasia. Tidak kubiarkan orang lain menemukannya apalagi sampai menjamahnya (karena bisa bahaya kalau buku harian tersebut terbaca orang, perasaan malulah yang bakal kutanggung). Sempat juga mengikuti saran dari sebuah artikel di majalah untuk menuliskan hal-hal baik saja di buku harian tersebut. Tapi lagi-lagi itupun tidak berhasil. Aku kembali pada kebiasaan pola lamaku.
Sampai akhirnya kuputuskan (dengan berat hati) untuk mengakhiri saja perjalanan buku harian ini. Dan kupikir, ini lebih baik daripada nantinya bisa menjadi bumerang dikemudian hari. Dengan tekad yang bulat, kurobek-robek buku harian tersebut lalu kubuang kedalam tong sampah. Selesai dan akupun lega.
Lama aku vakum dari kegiatan tulis-menulis. Ada semacam kerinduan, tapi bingung mau menyalurkannya dimana. Sampai akhirnya aku menemukan media yang tepat, yaitu blog. Dengan berbekal pengetahuan yang minim, aku mempelajarinya. Perlahan aku mulai memahami seni dari kegiatan menulis di blog ini. Dan yang pasti, tulisanku di blog ini tidak akan berisi sesuatu yang mengumbar keekstremen hidup seperti yang pernah aku tulis dalam buku harian.
Sekarang aku harus bertanggung jawab dengan tulisan yang aku buat. Karena ketika aku memutuskan untuk menulis sesuatu dan mempublishnya di blog berarti aku telah tahu konsekuensinya, yaitu bahwa semua orang (yang terhubung dengan koneksi internet) memiliki akses untuk membaca tulisan tersebut. Dan hak semua orang pula untuk berkomentar, baik itu kritik, saran, pujian atau makian sekalipun.
Okelah. Sebagai perpisahan, aku ucapkan selamat tinggal pada buku harian. Terima kasih karena telah menjadi bagian dari kehidupanku.

di kutip dari http://ifanjayadi1980.wordpress.com/2010/07/28/selamat-tinggal-buku%C2%A0harian/

No comments:

Post a Comment